IDNSaham, Jakarta, Clipan Finance Raih Laba Fantastis – Perusahaan pembiayaan Grup Panin mencatatkan kinerja gemilang di tahun 2023 dengan laba bersih naik 162,3%. Sahamnya pun diminati oleh Lo Kheng Hong, investor kondang yang dikenal sebagai Warren Buffett Indonesia.
Laba Bersih Melonjak 162,3%
Perusahaan pembiayaan yang tergabung dalam Grup Panin, PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), berhasil mencetak laba bersih yang fantastis di tahun 2023. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, laba bersih CFIN pada tahun 2023 mencapai Rp 815 miliar. Angka ini meningkat tajam sebesar 162,3% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2022 yang hanya Rp 310,72 miliar.
Peningkatan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan laba per saham CFIN dari Rp 77,98 per 31 Desember 2022 menjadi Rp 204,54 per akhir Desember 2023. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik dan menguntungkan bagi para pemegang saham.
Pendapatan Naik 52%, Beban Hanya Naik 13,6%
Salah satu faktor yang mendukung kenaikan laba bersih CFIN adalah pertumbuhan pendapatan yang signifikan. Pada tahun 2023, pendapatan CFIN mencapai Rp 2,29 triliun, naik 52% dari Rp 1,5 triliun di tahun 2022. Pendapatan ini berasal dari pembiayaan konsumen yang mencapai Rp 1,23 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp 996,39 miliar.
Sementara itu, beban CFIN hanya naik sedikit sebesar 13,6% dari Rp 1,1 triliun di tahun 2022 menjadi Rp 1,26 triliun di tahun 2023. Beban ini terdiri dari beban bunga, beban operasional, dan beban lainnya. Dengan demikian, rasio beban terhadap pendapatan CFIN turun dari 73,3% di tahun 2022 menjadi 55% di tahun 2023. Ini berarti bahwa efisiensi perusahaan semakin baik dan biaya operasional semakin rendah.
Laba Sebelum Pajak Tembus Rp 1 Triliun
Dari sisi laba sebelum pajak, CFIN juga mencatatkan angka yang mengesankan. Pada tahun 2023, laba sebelum pajak CFIN mencapai Rp 1,03 triliun, naik 157,7% dari Rp 399,5 miliar di tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi sebelum membayar kewajiban pajaknya.
Laba sebelum pajak ini juga mencerminkan kinerja operasional perusahaan yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari marjin laba sebelum pajak CFIN yang naik dari 26,6% di tahun 2022 menjadi 45% di tahun 2023. Ini berarti bahwa dari setiap Rp 100 pendapatan, CFIN mampu menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 45.
Aset dan Liabilitas Meningkat
Dari sisi neraca, CFIN juga mengalami peningkatan aset dan liabilitas. Per 31 Desember 2023, jumlah aset CFIN mencapai Rp 9,9 triliun, naik 23,13% dari Rp 8,04 triliun per akhir Desember 2022. Aset ini terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset tetap, aset lainnya, dan aset pajak tangguhan.
Menurut Jahja Anwar, direktur CFIN, aset perusahaan bertambah karena piutang usaha perusahaan naik, terutama dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Hal ini karena produksi baru di tahun 2023 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Piutang usaha perusahaan meningkat terutama dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan karena ada kenaikan produksi baru di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Jahja Anwar dalam keterbukaan informasi.
Sedangkan jumlah liabilitas CFIN per 31 Desember 2023 mencapai Rp 4,38 triliun, naik 49,23% dari Rp 2,93 triliun per akhir Desember 2022. Liabilitas ini terdiri dari utang bank, utang usaha, utang lainnya, liabilitas imbalan kerja, dan liabilitas pajak tangguhan.
Jahja Anwar menyebutkan, liabilitas perusahaan naik karena ada tambahan fasilitas pendanaan (utang bank) seiring dengan pembiayaan baru yang naik karena industri otomotif sudah pulih signifikan.
“Tambahan fasilitas pendanaan (utang bank) menyebabkan liabilitas perusahaan naik seiring dengan pembiayaan baru yang naik karena industri otomotif sudah pulih signifikan,” ucap Jahja Anwar.
Saham CFIN Dikoleksi Lo Kheng Hong
Saham CFIN tidak hanya menarik perhatian para analis dan investor, tetapi juga investor legendaris Lo Kheng Hong. Lo Kheng Hong dikenal sebagai Warren Buffett Indonesia karena kepiawaiannya dalam berinvestasi saham. Ia memiliki portofolio saham yang bernilai triliunan rupiah dan selalu memilih saham-saham berkualitas dengan harga murah.
Laporan CFIN per 26 Juni 2023 menunjukkan bahwa Lo Kheng Hong memiliki 199.332.800 saham perusahaan. Jumlah ini setara dengan 5% dari total saham CFIN yang beredar. Dengan demikian, Lo Kheng Hong menjadi salah satu pemegang saham terbesar CFIN.
Sebelumnya, Lo Kheng Hong yang akrab disapa Pak Lo memiliki 203.944.700 saham CFIN. Namun pada 19 dan 20 Juni 2023, ia melepas total 4,6 juta saham CFIN. Pada 19 Juni, ia melepas 573.000 saham CFIN seharga Rp 500, dan pada 20 Juni, ia melepas 4,03 juta saham CFIN lagi seharga Rp 470.
Pak Lo sendiri sudah mengungkapkan alasan di balik dirinya menjual sebagian saham CFIN, saat ditanya dalam sebuah kesempatan pada Juni 2023. “Kenapa saya jual saham Clipan Finance? “Saham saya lebih dari 200 juta, cuma jual 4 juta saham doang, gak banyak kok,” ujar Pak Lo.
Pak Lo mengatakan, dirinya membeli saham CFIN saat harganya sekitar Rp 200. Dan harganya sempat menyentuh Rp 500. “Saya beli saham itu cuma Rp 200, lalu naik jadi lebih dari Rp 500. Saya melepas sedikit saja,” ujarnya.
Pak Lo mengaku, alasan dirinya melepas sebagian saham CFIN padahal harganya masih di bawah harga wajar karena ada orang yang bilang kepadanya tentang saham Grup Panin.
“Orang itu bilang ke saya karena saya punya sahamnya. Grup Panin itu tidak akan memberi kamu keuntungan. Katanya saham Panin tidak akan memberi kamu keuntungan, susah naiknya,” tutur Lo Kheng Hong.
“Bener bertahun-tahun gak naik. Maka saya pikir saya beli Rp 200 lalu naik menjadi Rp 500, lumayan juga nih Grup Panin untung 150 persen, ya sudah saya lepas sedikit saja,” sambungnya.
Saham CFIN Naik 52,17% Dalam Satu Tahun
Saham CFIN memang memiliki kinerja yang cukup baik di pasar modal. Pada perdagangan 23 Februari 2024, saham CFIN ditutup di Rp 490 atau naik 1,24%. Dalam satu tahun terakhir, saham CFIN naik 52,17%. Saham ini juga sempat menyentuh level tertinggi dalam satu tahun terakhir di Rp 750 pada 26 Juli 2023.
Berdasarkan data RTI per 23 Februari 2024, rasio price to book value (PBV) CFIN masih 0,35 kali. Sedangkan price earning ratio (PER) 2,40 kali. Ini menunjukkan bahwa saham CFIN masih memiliki potensi kenaikan karena valuasinya masih rendah.
Saham CFIN juga memiliki prospek yang cerah karena perusahaan memiliki bisnis yang tumbuh dan stabil. CFIN bergerak di bidang pembiayaan konsumen, khususnya pembiayaan kendaraan bermotor. CFIN memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh Indonesia dan melayani lebih dari 500.000 pelanggan.
CFIN juga memiliki dukungan dari Grup Panin, salah satu grup keuangan terbesar di Indonesia. Grup Panin memiliki bisnis di bidang perbankan, asuransi, sekuritas, dan lainnya. Grup Panin juga memiliki reputasi yang baik dan pengalaman yang panjang di industri keuangan.
Kesimpulan
Clipan Finance Indonesia adalah perusahaan pembiayaan yang memiliki kinerja yang gemilang di tahun 2023 dengan laba bersih naik 162,3%. Sahamnya pun diminati oleh investor legendaris Lo Kheng Hong, yang dikenal sebagai Warren Buffett Indonesia. Saham CFIN masih memiliki potensi kenaikan karena valuasinya masih rendah dan prospeknya cerah. Saham CFIN juga memiliki dukungan dari Grup Panin, salah satu grup keuangan terbesar di Indonesia.