IDNSaham, Jakarta, 02 Maret 2024 – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menunjukkan komitmennya untuk terus menjadi penggerak ekonomi nasional, khususnya dalam memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Perseroan menetapkan target pertumbuhan kredit di tahun 2024 mencapai dua digit, di rentang 10-11 persen tahunan (yoy). Target ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang diperkirakan sekitar 9-10 persen yoy.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan telah menyiapkan strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif di tahun 2024. Salah satu strateginya adalah tetap fokus pada segmen UMKM dengan mengembangkan bisnis ultra mikro (UMi) melalui holding UMi yang dibentuk tahun lalu. “Kami berkeinginan untuk menembus lebih jauh segmen UMi, sebab kami menyadari peluang yang luas di sana. Holding UMi akan menjadi sumber pertumbuhan baru bagi BRI,” kata Sunarso dalam siaran pers, Sabtu (2/3/2024).
BRI Kredit Double Digit: Manfaatkan Teknologi Digital
Sunarso menambahkan, perseroan juga akan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan layanan dan efisiensi operasional. BRI juga akan terus melakukan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta memperkuat manajemen risiko dan tata kelola perusahaan. “Kami yakin bisa meraih target pertumbuhan kredit dua digit di tahun 2024, dengan tetap mempertahankan kualitas kredit dan profitabilitas yang bagus,” katanya.
Pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024 didukung oleh kinerja positif yang dicapai perseroan di tahun 2023. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.266,4 triliun di akhir tahun 2023, tumbuh 11,2 persen yoy. Pertumbuhan kredit ini didominasi oleh segmen UMKM, yang mencapai 84,38 persen dari total kredit BRI. Kredit UMKM BRI tumbuh 12,8 persen yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan kredit UMKM nasional yang sebesar 9,9 persen yoy.
BRI Kredit Double Digit: Berkat Kinerja Yang Solid
BRI juga mencatat laba bersih sebesar Rp 60,1 triliun di tahun 2023, naik 9,6 persen yoy. Laba bersih ini setara dengan return on equity (ROE) sebesar 20,9 persen, salah satu yang tertinggi di industri perbankan nasional. Perseroan juga berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bruto di level 2,5 persen dan NPL neto di level 1,2 persen. Rasio permodalan BRI juga tetap kuat, dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23,1 persen.
Kinerja BRI yang solid ini mendapat apresiasi dari para pemegang saham. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 1 Maret 2024, perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 48,1 triliun, atau Rp 319 per saham. Dividen ini setara dengan dividend payout ratio sebesar 80,04 persen dari laba bersih BRI. Nilai dividen ini meningkat 10,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar Rp 43,49 triliun.
- Baca Juga: Clipan Finance Raih Laba Fantastis
Prospek saham BBRI juga dinilai cerah oleh para analis. Berdasarkan data Bloomberg, konsensus 34 analis memberikan rekomendasi beli untuk saham BBRI, dengan target harga rata-rata Rp 6.659,94 per saham dalam 12 bulan ke depan. Salah satu analis yang optimis terhadap saham BBRI adalah James Stanley Widjaja dari Buana Capital Sekuritas. Ia menargetkan harga saham BBRI di angka Rp 6.800 per saham, dengan asumsi ROE 21 persen dan pertumbuhan laba 7 persen.
“Kami menegaskan rekomendasi beli, dengan target harga yang lebih tinggi sebesar Rp 6.800 per saham. Kami mencapai 3,0 kali price to book value (PBV) menggunakan Gordon Growth Model (GGM). Pendapatan BRI akan didorong oleh pertumbuhan kredit, kontribusi Kupedes yang lebih besar, pengendalian biaya, dan normalisasi biaya kredit,” tulis James dalam risetnya.
Saham BBRI ditutup melemah 0,29 persen di level Rp 5.100 per saham pada perdagangan Jumat (1/3/2024). Saham BBRI telah mengalami kenaikan sebesar 8,51 persen sejak awal tahun 2024.