Jakarta, idnsaham.com – Harga batu bara mengalami kenaikan pada Jumat (12/7/2024) dipicu oleh penurunan produksi batu bara China di semester pertama 2024. Kenaikan harga ini diamati pada beberapa kontrak batu bara acuan global, termasuk Newcastle dan Rotterdam.
Harga Batu Bara Newcastle Menguat
Harga batu bara Newcastle untuk Juli 2024 naik 1,1% menjadi US$ 134,95 per ton. Kenaikan berlanjut pada kontrak Agustus 2024 dengan penguatan US$ 2,4 menjadi US$ 137,75 per ton. Tren positif ini terus berlanjut pada September 2024, di mana harga batu bara Newcastle mencapai US$ 139,05 per ton, meningkat US$ 2,3 dari harga sebelumnya.
Harga Batu Bara Rotterdam Mengikuti Kenaikan
Di pasar Rotterdam, harga batu bara juga mengalami kenaikan. Harga batu bara Rotterdam untuk Juli 2024 naik 1,85% menjadi US$ 106,15 per ton. Kenaikan harga berlanjut pada kontrak Agustus 2024 dengan penguatan US$ 4,25 menjadi US$ 109,15 per ton. Pada September 2024, harga batu bara Rotterdam mencapai US$ 109,7 per ton, naik US$ 3,9 dari harga sebelumnya.
Penurunan Produksi Batu Bara China Menjadi Faktor Utama
Kenaikan harga batu bara global ini terutama dikaitkan dengan penurunan produksi batu bara China di semester pertama 2024. Menurut data BigMint, total produksi batu bara China pada periode tersebut tercatat sebesar 2,27 juta ton, turun 1,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan inspeksi keselamatan tambang yang diberlakukan oleh pemerintah China.
Meskipun mengalami penurunan di semester pertama, produksi batu bara China pada Juni 2024 menunjukkan peningkatan. Data Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan produksi batu bara China pada Juni mencapai 405,38 juta ton, meningkat sekitar 4% dibandingkan Juni 2023. Peningkatan ini dipicu oleh upaya tambang untuk memenuhi permintaan musiman dan pelonggaran inspeksi keselamatan yang diberlakukan di awal tahun.
Kenaikan harga batu bara global pada Juli 2024 didorong oleh beberapa faktor, dengan faktor utama adalah penurunan produksi batu bara China di semester pertama 2024. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pasokan dan permintaan batu bara global masih belum seimbang, dengan permintaan yang terus meningkat di tengah upaya pemulihan ekonomi global. Perkembangan harga batu bara di masa depan akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah China terkait produksi batu bara, kondisi cuaca, dan pergerakan permintaan global.