IDNSaham Jakarta, 19 Dec 2023, Bank Mandiri menghadapi tantangan kompleks dengan pertumbuhan kredit yang kuat tetapi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mengecewakan. Bank ini berusaha menjaga keseimbangan di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
Menurut laporan terbaru dari Bank Indonesia (BI), arus modal asing ke pasar keuangan domestik mencapai Rp 6,82 triliun pada periode 11-14 Desember 2023. Meskipun jumlah ini mengesankan, sorotan utama adalah pada tiga instrumen utama, yaitu Surat Berharga Negara (SBN), saham, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Analisis menunjukkan bahwa nonresiden mencatat beli neto sebesar Rp 6,82 triliun, dengan beli neto SBN mencapai Rp 3,98 triliun, beli neto saham Rp 0,34 triliun, dan beli neto SRBI Rp 2,5 triliun.
Namun, perjalanan ini tidak tanpa cobaan. Imbal hasil surat utang Amerika Serikat (US Treasury Note) dan SBN Indonesia turun, menunjukkan tantangan dalam arus modal dan volatilitas pasar keuangan.
Kembali ke dunia perbankan, Bank Mandiri berbicara tentang tantangan pertumbuhan DPK yang menantang. Meskipun kinerja perbankan masih baik, pertumbuhan DPK hanya sekitar 3% hingga Oktober 2023. Faktor risiko global dan penurunan sumbangan surplus perdagangan menjadi penyebab utama.
Bank Mandiri meyakini bahwa fokus pada likuiditas dan kebijakan yang mendukung dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan pelambatan DPK di tengah kondisi ekonomi global yang kompleks. Meski menghadapi tekanan eksternal, bank ini optimis bahwa likuiditasnya masih terjaga pada tingkat yang memadai.
Menurut analisis kepemilikan, jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga asing di BEI menurun menjadi 11,8% sampai November 2023. Ini menunjukkan adanya tekanan dari luar negeri pada pasar saham Indonesia.
Di sisi lain, Bank Mandiri menunjukkan pertumbuhan kredit yang kuat, mencapai 8,99% secara tahunan pada Oktober 2023. Pertumbuhan kredit yang solid menjadi pilar kokoh dalam industri perbankan.
Bank Mandiri menegaskan pentingnya menjaga likuiditas dengan baik, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terjaga pada level 84,19%. Kondisi tren pelambatan DPK dianggap tidak menjadi kesulitan besar, dan bank ini yakin dapat melewati tantangan ini dengan sukses.
Dukungan positif dari kebijakan regulator, seperti penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE), memberikan dorongan positif terhadap ekonomi dan stabilitas keuangan. Bank Mandiri memahami bahwa solusi holistik dan berkelanjutan adalah kunci untuk menghadapi tantangan kompleks ini, dengan fokus pada likuiditas dan kebijakan yang mendukung.