IDNSaham.com Jakarta 02 Januari 2024 – Saham bank adalah salah satu jenis saham yang banyak diminati oleh investor. Alasannya, saham bank memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang tinggi, terutama jika bank tersebut memiliki kinerja yang baik dan melakukan aksi korporasi yang strategis.
Salah satu ukuran untuk menilai kinerja saham bank adalah return saham, yaitu perbandingan antara harga saham saat ini dengan harga saham di awal tahun. Semakin tinggi return saham, semakin besar keuntungan yang diperoleh investor.
Di tahun 2023, ada beberapa saham bank yang mencatatkan return saham yang sangat tinggi, bahkan melebihi 50 persen. Siapa saja mereka dan apa yang membuat mereka begitu menarik dan menjadi saham bank paling menguntungkan ?
Saham Bank Mana Saja yang Memberikan Keuntungan Tertinggi di Sepanjang 2023?
Menurut data dari BEI, tiga saham bank yang memberikan imbal hasil tertinggi di tahun 2023 adalah:
- PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), dengan return saham sebesar 69,94 persen. Harga saham NISP naik dari Rp 739 di awal tahun menjadi Rp 1.180 di akhir tahun. NISP adalah bank swasta nasional yang berdiri sejak tahun 1941 dan merupakan bagian dari OCBC Group, salah satu grup keuangan terbesar di Asia Tenggara.
- PT CIMB Niaga Tbk (BNGA), dengan return saham sebesar 56,32 persen. Harga saham BNGA naik dari Rp 1.182 di awal tahun menjadi Rp 1.695 di akhir tahun. BNGA adalah bank swasta nasional yang berdiri sejak tahun 1955 dan merupakan anak perusahaan dari CIMB Group, salah satu grup keuangan terkemuka di ASEAN.
- PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), dengan return saham sebesar 44,78 persen. Harga saham NOBU naik dari Rp 510 di awal tahun menjadi Rp 740 di akhir tahun. NOBU adalah bank swasta nasional yang berdiri sejak tahun 1991 dan memiliki fokus pada segmen UMKM dan konsumer.
Apa yang Mendorong Kenaikan Harga Saham Bank Tersebut?
Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga saham bank tersebut, di antaranya adalah:
- Kinerja keuangan yang positif. Ketiga bank tersebut berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan di tahun 2023, yaitu sebesar 28,6 persen untuk NISP, 25,9 persen untuk BNGA, dan 23,4 persen untuk NOBU. Hal ini menunjukkan bahwa bank-bank tersebut mampu mengelola aset dan kreditnya dengan baik, serta meningkatkan efisiensi operasionalnya.
- Aksi korporasi yang strategis. Ketiga bank tersebut juga aktif melakukan aksi korporasi yang bertujuan untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan nilai perusahaan. Misalnya, NISP mengakuisisi 99 persen saham Bank Commonwealth, anak usaha Commonwealth Bank of Australia di Indonesia, dengan nilai Rp 2,2 triliun. Aksi ini diharapkan dapat memperkuat posisi NISP di segmen wealth management dan digital banking. BNGA juga dikabarkan akan mengakuisisi Bank Commonwealth, dengan nilai sekitar 400-500 juta dollar AS. Aksi ini diharapkan dapat memperluas jaringan dan pangsa pasar BNGA di Indonesia. NOBU sedang melakukan penggabungan usaha dengan Bank MNC Internasional, perusahaan anak dari MNC Group, yang ditargetkan rampung pada kuartal pertama 2024. Langkah ini diharapkan dapat memperluas jangkauan bisnis dan kerjasama antara NOBU dan MNC Group.
- Sentimen pasar yang positif. Kenaikan harga saham bank juga dipengaruhi oleh sentimen pasar yang positif, seperti kondisi ekonomi makro yang membaik, inflasi yang rendah, suku bunga acuan yang stabil, dan kepercayaan konsumen yang meningkat. Hal ini berdampak pada peningkatan permintaan kredit dan penurunan risiko kredit macet.
Bagaimana Prospek Saham Bank di Tahun 2024?
Saham bank masih memiliki prospek yang cerah di tahun 2024, karena sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang paling tahan terhadap krisis dan memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Beberapa hal yang dapat mendukung prospek saham bank di tahun 2024 adalah:
- Pemulihan ekonomi yang berlanjut. Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,2 persen di tahun 2024, didorong oleh peningkatan konsumsi domestik, investasi, ekspor, dan belanja pemerintah. Hal ini akan berdampak positif pada kinerja perbankan, karena akan meningkatkan permintaan dan kualitas kredit, serta menurunkan biaya dana.
- Transformasi digital yang berkelanjutan. Bank-bank di Indonesia terus bertransformasi digital untuk meningkatkan layanan dan efisiensi, serta menghadapi persaingan dari fintech dan bank digital. Bank-bank yang mampu beradaptasi dengan cepat dan inovatif akan memiliki keunggulan kompetitif dan loyalitas nasabah.
- Konsolidasi industri yang berpotensi. Industri perbankan di Indonesia masih terbilang terfragmentasi, dengan lebih dari 100 bank yang beroperasi. Hal ini menimbulkan peluang untuk konsolidasi industri, baik melalui merger, akuisisi, atau aliansi strategis. Konsolidasi industri dapat meningkatkan skala ekonomi, efisiensi, diversifikasi, dan daya saing bank-bank di Indonesia.