Tren Asuransi 2024 , IDNSaham.com, Jakarta 08 Januari 2024 – Industri asuransi menghadapi berbagai transformasi dan tantangan di tengah situasi ekonomi, teknologi, cuaca, dan regulasi yang dinamis. Untuk tetap bertahan dan berkembang, perusahaan asuransi perlu menyesuaikan strategi dan operasi mereka dengan tren terkini dan masa depan. Berdasarkan laporan KMPG News & Perspective, ada empat tren utama yang akan memengaruhi industri asuransi pada tahun 2024, yaitu:
M&A Strategis untuk Meningkatkan Daya Saing dan Pertumbuhan
Suku bunga yang stabil mendorong perusahaan asuransi untuk lebih agresif dalam melakukan merger dan akuisisi (M&A) yang sesuai dengan tujuan bisnis mereka. Banyak perusahaan asuransi yang menjual bisnis yang kurang menguntungkan dan membeli bisnis yang memiliki potensi besar atau kemampuan baru. Salah satu bidang yang menarik perhatian adalah insurtech, yaitu perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi digital untuk menyediakan layanan asuransi yang lebih inovatif, efisien, dan personal.
Dengan melakukan M&A strategis, perusahaan asuransi dapat memperkuat posisi mereka di pasar yang kompetitif dan meningkatkan pertumbuhan mereka. Sesuai dengan hasil kuesioner CEO Outlook KMPG, lebih dari setengah (55 persen) CEO asuransi berencana untuk melakukan akuisisi yang signifikan pada tahun 2024, yang menunjukkan bahwa M&A menjadi salah satu prioritas utama bagi perusahaan asuransi.
AI Generatif untuk Merubah Operasi dan Mengurangi Biaya
Sektor asuransi siap untuk menjalani perubahan dengan adanya AI Generatif, yaitu teknologi yang dapat menghasilkan konten, gambar, suara, atau data baru berdasarkan data yang ada. AI Generatif dapat membantu perusahaan asuransi untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi operasi mereka, seperti komunikasi dengan nasabah, penyelesaian klaim, pencegahan penipuan, penilaian risiko, dan penetapan tarif.
AI Generatif juga dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi nasabah, seperti memberikan saran yang lebih relevan, menawarkan produk yang lebih sesuai, dan memberikan layanan yang lebih cepat dan mudah. Namun, AI Generatif bukanlah solusi yang cocok untuk semua perusahaan. Setiap perusahaan perlu menentukan bagaimana mereka dapat menggunakan AI Generatif untuk menyelesaikan masalah dan mencapai sasaran mereka secara khusus.
Menangani Kekurangan Talenta dengan Merekrut dan Meningkatkan Kemampuan Karyawan
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh industri asuransi adalah kekurangan talenta, terutama di bidang teknologi. Perusahaan asuransi membutuhkan karyawan yang memiliki kemampuan teknologi untuk mengembangkan dan mengoperasikan model bisnis yang berorientasi pada pelanggan, yang memungkinkan perusahaan asuransi untuk menghimpun dan menganalisis data pelanggan yang berharga.
Untuk menangani kekurangan talenta, perusahaan asuransi harus melakukan dua hal: merekrut talenta yang menguasai teknologi dan meningkatkan kemampuan karyawan yang ada dengan keterampilan AI Generatif. Dengan demikian, perusahaan asuransi dapat mempersiapkan karyawan mereka untuk menghadapi lingkungan kerja yang selalu berubah dan menuntut.
Mengurangi Risiko di Tengah Perubahan Eksposur: Iklim, Siber, dan Inflasi Sosial
Peristiwa cuaca ekstrem yang berlangsung pada tahun ini telah menunjukkan kepentingan memiliki asuransi. Bencana alam yang semakin sering dan parah telah menyebabkan kerugian dan klaim asuransi yang meningkat bagi perusahaan asuransi. Beberapa perusahaan asuransi telah memangkas eksposur mereka di daerah-daerah yang rentan bencana, seperti California, sementara yang lain telah menambah premi mereka, yang berdampak pada penurunan kapasitas dan kebutuhan untuk mengalokasikan modal pada risiko yang baru dan berbeda.
Perusahaan asuransi harus terus menyediakan layanan dan solusi yang dapat membantu nasabah mereka mengurangi risiko, seperti menggunakan teknologi dan alat baru, misalnya citra satelit dan pemodelan iklim, untuk memberikan dukungan dan sumber daya kepada nasabah jika terjadi bencana. Selain itu, perusahaan asuransi juga perlu mematuhi aturan pengungkapan iklim yang dikeluarkan oleh SEC dan otoritas lainnya, yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas terkait risiko iklim.
Selain risiko iklim, perusahaan asuransi juga perlu memperhatikan risiko siber dan inflasi sosial. Risiko siber berkaitan dengan ancaman keamanan siber yang dapat merusak data, sistem, atau reputasi perusahaan asuransi. Inflasi sosial berkaitan dengan peningkatan tuntutan hukum dan ganti rugi yang diharapkan oleh nasabah atau pihak ketiga. Kedua risiko ini dapat menimbulkan biaya yang besar bagi perusahaan asuransi, sehingga perlu diantisipasi dan dikelola dengan baik.