IDNSaham.com, Jakarta, 5 Agustus 2024 – Saham sejumlah emiten batu bara di Indonesia mengalami tren positif dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga saham dari beberapa perusahaan besar di sektor ini, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Pergerakan saham-saham ini mencerminkan respons pasar terhadap berbagai faktor fundamental dan sentimen global yang mempengaruhi harga komoditas batu bara.
Performa Saham Batu Bara Adaro Energy
Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi salah satu yang paling menonjol. Pada perdagangan Jumat, 2 Agustus 2024, saham ini ditutup dengan kenaikan +2,20% menjadi Rp 3.320. Sepanjang perdagangan hari itu, harga saham ADRO bahkan sempat menyentuh level Rp 3.370, yang merupakan titik tertinggi dalam satu tahun terakhir. Dalam satu bulan terakhir, saham ADRO mengalami kenaikan signifikan sebesar 16,90%, dalam tiga bulan terakhir +21,61%, dan secara year to date (ytd) melesat 33,33%.
Hingga saat ini, PT Adaro Energy Indonesia Tbk belum merilis laporan keuangan (lapkeu) untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2024. Laporan keuangan semester I-2024 ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kinerja perusahaan dan proyeksi kedepannya.
Kinerja Saham United Tractors
Selain Adaro, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga mencatatkan performa positif. Pada 2 Agustus 2024, saham UNTR ditutup pada harga Rp 25.650, naik +0,39% dari hari sebelumnya. Dalam satu pekan terakhir, saham ini naik 3,43%, sementara dalam satu bulan terakhir meningkat 7,77%. Kenaikan ini mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek perusahaan yang terlibat dalam sektor alat berat dan pertambangan, yang secara tidak langsung terkait dengan industri batu bara.
Pertumbuhan Saham Bukit Asam
Tidak ketinggalan, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga menunjukkan tren positif. Pada perdagangan 2 Agustus, saham PTBA naik sebesar +1,87% menjadi Rp 2.720. Dalam satu bulan terakhir, saham perusahaan BUMN ini naik 7,09%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang solid serta prospek industri batu bara yang terus menunjukkan potensi pertumbuhan.
Tren Harga Batu Bara Global
Tren kenaikan saham emiten batu bara ini tidak lepas dari kondisi pasar batu bara global yang terus menguat. Harga batu bara diperkirakan akan terus naik pekan ini, seiring dengan banyaknya sentimen positif yang mempengaruhinya. Salah satu faktor utama adalah permintaan yang tinggi dari negara-negara besar seperti China dan India.
Menurut Girta Yoga dari divisi R&D ICDX, permintaan batu bara dari China dan India diprediksi akan tetap kuat. Data menunjukkan bahwa impor batu bara China pada paruh pertama 2024 meningkat sebesar 11% secara tahunan. Sementara itu, di India, konsumsi batu bara meningkat terutama untuk pembangkit listrik, dipicu oleh peningkatan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan akibat gelombang panas yang melanda negara tersebut.
Harga batu bara juga terdampak oleh pergerakan di pasar gas alam, yang diperkirakan akan menguat pekan ini. Faktor-faktor seperti stok gas alam di Amerika Serikat dan kondisi cuaca di negara-negara konsumen utama seperti AS dan Eropa turut mempengaruhi harga. Situasi geopolitik di Timur Tengah juga menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai.
Menurut Yoga, harga batu bara diperkirakan akan bergerak pada resistance di kisaran harga US$ 145-148 per ton. Jika terdapat katalis negatif, harga batu bara berpotensi turun menuju support di kisaran harga US$ 140-137 per ton. Pada pekan lalu, harga batu bara mencatatkan kenaikan sebesar 1,12% untuk pekan yang berakhir pada 2 Agustus. Selama bulan Juli, harga batu bara naik sebesar 6,06%. Secara year to date (ytd), kenaikan ini tercatat mencapai 7,41%.
- Baca Juga : Harga Batu Bara Melonjak! Produksi China Turun
Kesimpulan
Dari data dan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa saham-saham emiten batu bara di Indonesia, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), menunjukkan tren yang positif. Kenaikan ini tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja internal perusahaan tetapi juga oleh faktor eksternal seperti permintaan batu bara yang tinggi dari negara-negara besar dan kondisi pasar global.
Bagi investor, tren positif ini menjadi sinyal yang baik untuk mempertimbangkan investasi di sektor batu bara. Namun, tetap perlu waspada terhadap perubahan kondisi pasar dan sentimen global yang bisa mempengaruhi harga batu bara di masa depan. Sebagai catatan, meski prospek terlihat cerah, investasi di sektor ini tetap memiliki risiko yang perlu dikelola dengan baik.