IDNSaham.com Jakarta 02 Januari 2024 – Reksadana saham merupakan instrumen investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi di tahun 2024. Tahun ini, Indonesia akan menggelar Pemilihan Umum (Pemilu) yang berdampak positif bagi pasar modal.
Pemilu biasanya meningkatkan optimisme investor dan mendorong kenaikan indeks saham. Hal ini terlihat dari data historis yang menunjukkan bahwa indeks saham cenderung naik sepanjang tahun Pemilu.
Oleh karena itu, reksadana saham bisa menjadi pilihan investasi yang cerdas di awal tahun ini. Reksadana saham adalah produk investasi yang mengelola dana kolektif dari investor untuk membeli saham-saham di bursa efek.
Reksadana saham memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi daripada reksadana jenis lainnya, seperti reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, atau reksadana campuran. Namun, reksadana saham juga memiliki risiko yang lebih tinggi, karena harga saham bisa berfluktuasi dengan cepat.
Untuk meminimalisir risiko, investor harus memilih reksadana saham yang memiliki portofolio yang berkualitas. Salah satu kriteria yang bisa digunakan adalah saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan kinerja keuangan yang stabil.
Sektor-sektor yang bisa dipertimbangkan adalah sektor perbankan konvensional dan sektor konsumer. Kedua sektor ini memiliki prospek yang baik di tahun 2024, karena didukung oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pelemahan harga komoditas yang sudah mencapai titik terendah di tahun 2023. Hal ini mengurangi tekanan inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat.
- Potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang bisa mendorong pertumbuhan kredit dan laba bank. Suku bunga acuan BI saat ini berada di level 6,5%, yang masih lebih tinggi daripada negara-negara tetangga.
- Meningkatnya belanja pemerintah yang bisa merangsang perekonomian dan konsumsi masyarakat. Pemerintah menargetkan belanja negara sebesar Rp 3.039,2 triliun di tahun 2024, naik 8,8% dari tahun 2023.
Selain sektor perbankan konvensional dan sektor konsumer, sektor telekomunikasi juga bisa menjadi pilihan investasi yang menarik. Sektor ini memiliki prospek yang cerah, karena permintaan akan layanan data dan internet terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi.
Reksadana saham yang menginvestasikan dana pada sektor-sektor tersebut adalah Reksadana Tactical Equity dari Henan Putihrai Asset Management (HPAM) dan Reksadana Sucorinvest Equity Fund dari Sucorinvest Asset Management (AM).
Kedua reksadana saham ini memiliki kinerja yang baik dalam jangka panjang. Misalnya, Reksadana Tactical Equity menghasilkan imbal hasil sebesar 28,32% dalam satu tahun terakhir, sementara Reksadana Sucorinvest Equity Fund menghasilkan imbal hasil sebesar 26,87% dalam periode yang sama.
Namun, investor harus tetap berhati-hati, karena pasar saham masih akan dipengaruhi oleh sentimen politik hingga Pemilu berlangsung. Oleh karena itu, investor harus memantau perkembangan pasar dan mengatur strategi investasi yang sesuai.
Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah diversifikasi portofolio. Investor bisa mengalokasikan dana pada reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap adalah produk investasi yang mengelola dana kolektif dari investor untuk membeli surat utang, seperti obligasi, sukuk, atau surat berharga lainnya.
Reksadana pendapatan tetap memiliki risiko yang lebih rendah daripada reksadana saham, karena memberikan pendapatan tetap berupa kupon atau bunga. Reksadana pendapatan tetap juga bisa mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga, karena harga obligasi bergerak berlawanan dengan suku bunga.
Reksadana pendapatan tetap yang bisa dipilih adalah Reksadana HPAM Income Fund dan Reksadana Pinnacle Fixed Income Fund. Kedua reksadana pendapatan tetap ini memiliki kinerja yang baik dalam jangka panjang. Misalnya, Reksadana HPAM Income Fund menghasilkan imbal hasil sebesar 10,12% dalam satu tahun terakhir, sementara Reksadana Pinnacle Fixed Income Fund menghasilkan imbal hasil sebesar 9,87% dalam periode yang sama.
Dengan melakukan diversifikasi portofolio, investor bisa mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan dari investasi reksadana. Investor juga harus mempertimbangkan tujuan, jangka waktu, dan profil risiko investasi sebelum membeli reksadana.
Reksadana saham cocok bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka panjang, yakni di atas lima tahun, dan bersedia menanggung risiko yang tinggi. Reksadana pendapatan tetap cocok bagi investor yang memiliki tujuan investasi jangka menengah, yakni antara satu hingga lima tahun, dan menginginkan risiko yang rendah.
Investor juga harus memperhatikan biaya-biaya yang terkait dengan investasi reksadana, seperti biaya pembelian, biaya penjualan, biaya pengalihan, dan biaya pengelolaan. Biaya-biaya ini bisa mempengaruhi imbal hasil investasi. Investor harus membandingkan biaya-biaya yang ditawarkan oleh berbagai manajer investasi sebelum memilih reksadana.
Investasi reksadana saham bisa menjadi pilihan yang menguntungkan di tahun politik, asalkan investor memilih reksadana yang berkualitas, mengatur strategi yang tepat, dan melakukan diversifikasi portofolio. Dengan begitu, investor bisa meraih keuntungan maksimal dari pasar saham yang berpotensi naik di tahun 2024.