IDNSaham, Apakah Anda sedang mencari investasi yang bisa memberikan return cukup tinggi dengan risiko yang tidak terlalu tinggi? Jika ya, maka reksa dana pendapatan tetap (RDPT) bisa menjadi pilihan yang tepat untuk Anda.
RDPT adalah jenis reksa dana yang sebagian besar menginvestasikan dana Anda ke dalam surat utang atau obligasi, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun korporasi.
Reksa dana ini memiliki karakteristik yang unik, yaitu fluktuasi nilai aktiva bersih (NAB) yang relatif stabil, potensi keuntungan ganda dari dividen dan capital gain, serta keringanan pajak.
Namun, reksa dana ini juga memiliki beberapa risiko yang perlu Anda ketahui, seperti risiko likuiditas, risiko tidak adanya jaminan LPS, dan risiko fluktuasi NAB akibat pergerakan suku bunga dan nilai tukar mata uang.
Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi di RDPT, ada baiknya Anda mempelajari lebih lanjut tentang apa itu reksa dana pendapatan tetap, keuntungan dan risikonya, serta tips investasi yang efektif.
Pengertian Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana adalah sarana yang mengumpulkan uang atau dana dari masyarakat untuk dimasukkan ke dalam kumpulan efek oleh pengelola investasi. Reksa dana terbagi menjadi empat kategori, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. RDPT adalah reksa dana yang paling sedikit 80% dari dana yang dikelolanya diinvestasikan ke dalam surat utang atau obligasi.
Surat utang atau obligasi adalah surat berharga yang berisi janji dari penerbit untuk membayar kembali pokok utang beserta bunganya kepada pemegangnya pada waktu yang telah ditentukan. Surat utang atau obligasi bisa dikeluarkan oleh pemerintah atau korporasi untuk membiayai kegiatan mereka. RDPT memiliki tingkat imbal hasil yang sangat dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai tukar mata uang.
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang, yang biasanya ditetapkan oleh bank sentral sebagai acuan bagi bank-bank lain. Nilai tukar mata uang adalah harga dari satu mata uang terhadap mata uang lain, yang biasanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar.
Secara umum, ada hubungan terbalik antara harga obligasi dengan suku bunga dan nilai tukar mata uang. Artinya, jika suku bunga naik atau nilai tukar mata uang turun, maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.
Hal ini karena investor akan cenderung menjual obligasi yang memberikan bunga rendah dan membeli obligasi yang memberikan bunga tinggi, atau menjual obligasi yang denominasinya melemah dan membeli obligasi yang denominasinya menguat.
Reksa dana sendiri adalah investasi dengan risiko menengah, yang artinya lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, namun lebih rendah dari reksa dana saham. Reksa dana ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat, yang mau mengambil risiko sedang untuk mendapatkan return yang cukup tinggi. Reksa dana ini juga cocok untuk jangka waktu investasi 1 hingga 3 tahun, namun semakin lama Anda berinvestasi, semakin besar potensi hasil yang Anda dapatkan.
Keuntungan Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap memiliki beberapa keuntungan yang bisa menarik minat investor, di antaranya adalah:
Tingkat Risiko Moderat
Reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat risiko yang moderat, yang artinya tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Hal ini karena manajer investasi akan mengatur durasi obligasi dalam portofolio reksa dana, agar fluktuasi NAB tidak terlalu besar.
Durasi obligasi adalah pengukuran kepekaan harga obligasi terhadap pergeseran atau fluktuasi suku bunga. Semakin panjang durasi obligasi, semakin besar perubahan harga obligasi akibat perubahan suku bunga, dan sebaliknya.
Oleh karena itu, manajer investasi akan mencari keseimbangan antara durasi obligasi jangka pendek dan jangka panjang, agar dapat memberikan return yang optimal dengan risiko yang terkendali.
Potensi Keuntungan Ganda
Reksa dana pendapatan tetap memiliki potensi untuk memberikan keuntungan ganda bagi investor, yaitu dari dividen dan capital gain.
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi secara berkala, biasanya setiap bulan, triwulan, atau semesteran. Capital gain adalah selisih positif antara harga jual dan harga beli obligasi, yang terjadi ketika harga obligasi naik.
Beberapa produk reksa dana memiliki fitur pembagian dividen, yang berarti investor akan mendapatkan dividen secara reguler, selain berpotensi mendapatkan capital gain jika harga obligasi naik.
Bebas Pajak
Reksa dana pendapatan tetap adalah salah satu produk investasi yang bebas pajak, yang artinya investor tidak perlu membayar pajak atas keuntungan yang diperoleh dari reksa dana ini. Hal ini berbeda dengan investasi langsung di obligasi, yang biasanya dikenakan pajak penghasilan atas bunga atau dividen yang diterima.
Dengan demikian, investor dapat menikmati keuntungan investasi di reksa dana pendapatan tetap secara penuh, tanpa harus mengurangi sebagian untuk pajak.
Penarikan Bisa Sewaktu-Waktu
Reksa dana pendapatan tetap memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, yang artinya investor dapat dengan mudah melakukan penarikan dana kapan saja, selama masih dalam hari bursa. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi investor, terutama jika sewaktu-waktu membutuhkan dana darurat.
Investor hanya perlu mengajukan permintaan penjualan unit penyertaan reksa dana kepada manajer investasi, dan dana akan ditransfer ke rekening investor dalam waktu singkat.
Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap
Meskipun memiliki banyak keuntungan, reksa dana pendapatan tetap juga memiliki beberapa risiko yang perlu diwaspadai oleh investor, di antaranya adalah:
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul akibat ketidakmampuan manajer investasi untuk menyediakan uang tunai yang cukup untuk memenuhi permintaan penarikan dana dari investor.
Hal ini bisa terjadi jika terjadi penarikan dana secara besar-besaran dalam waktu bersamaan, sehingga manajer investasi harus menjual obligasi dalam portofolio reksa dana dengan harga yang rendah.
Risiko likuiditas ini bisa berdampak negatif bagi investor, karena bisa menurunkan NAB reksa dana, dan menyulitkan investor untuk mencairkan dana jika dibutuhkan.
Tidak Ada Jaminan LPS di Produk Reksa Dana Pendapatan Tetap
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah lembaga yang bertugas melindungi simpanan nasabah di bank, jika bank mengalami kegagalan. Jika bank gagal, LPS akan membayar simpanan nasabah hingga batas tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Namun, reksa dana pendapatan tetap adalah produk investasi non-perbankan, yang artinya tidak mendapatkan jaminan dari LPS. Reksa dana adalah produk yang berisiko, yang bisa mengalami kerugian akibat perubahan pasar atau kegagalan penerbit obligasi.
Oleh karena itu, investor harus siap menanggung risiko yang mungkin terjadi, seperti penurunan NAB, kesulitan pencairan dana, atau bahkan kehilangan seluruh modal investasi. Investor tidak bisa mengandalkan LPS untuk menjamin investasi mereka di reksa dana.
Risiko Fluktuasi NAB
Risiko fluktuasi NAB adalah risiko yang timbul akibat perubahan harga obligasi dalam portofolio reksa dana, yang dipengaruhi oleh pergerakan suku bunga dan nilai tukar mata uang. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada hubungan terbalik antara harga obligasi dengan suku bunga dan nilai tukar mata uang. Jika suku bunga naik atau nilai tukar mata uang turun, maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.
Hal ini akan berdampak pada NAB reksa dana, yang merupakan nilai pasar dari seluruh aset reksa dana dibagi dengan jumlah unit penyertaan. Jika NAB reksa dana turun, maka nilai investasi Anda juga akan turun, dan sebaliknya.
Risiko fluktuasi NAB ini bisa diminimalkan dengan memilih reksa dana pendapatan tetap yang memiliki durasi obligasi yang sesuai dengan jangka waktu investasi Anda. Semakin panjang jangka waktu investasi Anda, semakin panjang pula durasi obligasi yang bisa Anda pilih, dan sebaliknya.
Tips Investasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap
Setelah mengetahui keuntungan dan risiko reksa dana pendapatan tetap, Anda mungkin tertarik untuk mencoba investasi di produk ini. Namun, sebelum itu, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar investasi Anda berjalan dengan efektif, yaitu:
Menentukan Tujuan Investasi
Tujuan investasi adalah alasan mengapa Anda berinvestasi, yang biasanya berhubungan dengan kebutuhan atau impian Anda di masa depan. Tujuan investasi bisa berupa pendidikan, kesehatan, pernikahan, pensiun, liburan, dan lain-lain.
Menentukan tujuan investasi akan membantu Anda menentukan berapa besar dana yang harus Anda investasikan, dan berapa lama jangka waktu investasi Anda.
Anda bisa menggunakan kalkulator investasi untuk menghitung hal-hal tersebut, dengan memasukkan variabel-variabel seperti modal awal, target dana, return yang diharapkan, dan inflasi.
Mengumpulkan Informasi Terkait Produk RDPT
Setelah menentukan tujuan investasi, Anda bisa mulai mencari informasi terkait produk reksa dana yang ingin Anda pilih. Anda bisa membandingkan beberapa produk reksa dana pendapatan tetap dari berbagai manajer investasi, dengan melihat aspek-aspek seperti:
- Nama produk
- Manajer investasi
- Bank kustodian
- Biaya-biaya
- NAB per unit
- Return tahunan
- Durasi obligasi
- Komposisi portofolio
- Rating obligasi
- Fitur pembagian dividen
- Minimal pembelian awal
- Minimal penambahan
- Minimal penjualan
Anda bisa mendapatkan informasi tersebut dari situs web resmi manajer investasi, atau dari platform investasi online yang menyediakan layanan reksa dana. Anda juga bisa membaca prospektus dan fund fact sheet dari produk RDPT yang Anda minati, untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan terperinci.
Memilih Produk RDPT yang Sesuai
Setelah mengumpulkan informasi terkait produk reksa dana pendapatan tetap, Anda bisa memilih produk yang paling sesuai dengan tujuan, kemampuan, dan profil risiko Anda.
Anda bisa mempertimbangkan beberapa faktor berikut dalam memilih produk reksa dana pendapatan tetap:
- Return yang diharapkan: Anda bisa melihat return tahunan dari produk RDPT, dan membandingkannya dengan return yang Anda inginkan. Anda juga bisa melihat kinerja historis dari produk RDPT, untuk melihat bagaimana returnnya dalam jangka waktu tertentu.
- Risiko yang dapat ditoleransi: Anda bisa melihat durasi obligasi dari produk RDPT, dan membandingkannya dengan jangka waktu investasi Anda. Anda juga bisa melihat komposisi portofolio dan rating obligasi dari produk reksa dana pendapatan tetap, untuk melihat seberapa besar risiko yang terkandung di dalamnya.
- Biaya-biaya: Anda bisa melihat biaya-biaya yang dikenakan oleh produk RDPT, seperti biaya pembelian, biaya penjualan, biaya pengalihan, biaya manajemen, dan biaya kustodian. Anda juga bisa melihat apakah ada biaya lain yang tidak tercantum, seperti biaya administrasi atau biaya transaksi. Anda harus memilih produk RDPT yang memiliki biaya-biaya yang wajar dan transparan, agar tidak mengurangi keuntungan Anda.
- Fitur pembagian dividen: Anda bisa melihat apakah produk reksa dana pendapatan tetap yang Anda pilih memiliki fitur pembagian dividen atau tidak. Jika ya, Anda bisa melihat berapa besar dividen yang dibagikan, kapan waktu pembagiannya, dan bagaimana cara menerimanya. Anda harus memilih produk RDPT yang memberikan dividen secara reguler dan konsisten, agar Anda bisa mendapatkan keuntungan ganda dari investasi Anda.
Kesimpulan
Reksa dana pendapatan tetap adalah investasi yang menawarkan return cukup tinggi dengan risiko moderat, yang cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan jangka waktu investasi 1 hingga 3 tahun.
Reksa dana ini memiliki keuntungan seperti fluktuasi NAB yang stabil, potensi keuntungan ganda, bebas pajak, dan penarikan bisa sewaktu-waktu. Reksa dana ini juga memiliki risiko seperti risiko likuiditas, tidak ada jaminan LPS, dan risiko fluktuasi NAB.
Untuk berinvestasi di reksa dana, Anda perlu menentukan tujuan investasi, mengumpulkan informasi terkait produk RDPT, dan memilih produk RDPT yang sesuai.
Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap, Anda bisa membuka reksa dana di Sekuritas yang anda pilih, Pastikan sekuritas yang sudah terdaftar OJK dan menawarkan kemudahan untuk berinvestasi.