IDNSaham.com, Jakarta 19 Januari 2024 – PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang gas alam terkompresi atau CNG. Perusahaan ini baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun ini. Namun, CGAS tidak mau berpuas diri dengan bisnis CNG saja. CGAS juga berencana untuk mengembangkan bisnis gas alam cair atau LNG. Bagaimana strategi CGAS dalam mengejar peluang di pasar gas alam? Bagaimana kinerja saham CGAS sejak listing di BEI? Simak ulasan berikut ini.
Mengapa Gas Alam?
Gas alam adalah salah satu sumber energi yang memiliki banyak keunggulan. Gas alam lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar minyak seperti solar dan bensin. Gas alam juga lebih ekonomis dan efisien. Gas alam dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti industri, transportasi, rumah tangga, dan pembangkit listrik.
Pemerintah Indonesia juga mendukung pengembangan gas alam sebagai bagian dari transisi energi menuju energi terbarukan. Gas alam dianggap sebagai energi bersih yang dapat mengurangi emisi karbon dan mencapai target net zero emission. Pemerintah juga memberikan insentif dan fasilitas bagi pengusaha gas alam, seperti harga gas yang kompetitif, perizinan yang mudah, dan infrastruktur yang memadai.
Namun, gas alam masih memiliki tantangan dalam distribusi dan pemanfaatan. Gas alam membutuhkan jaringan pipa yang luas dan aman untuk mengalirkan gas dari sumber ke konsumen. Sayangnya, infrastruktur pipa gas di Indonesia masih terbatas dan belum menjangkau seluruh wilayah, terutama di Jawa dan Sumatera. Masalah ini memerlukan solusi alternatif yang dapat mengatasinya dengan baik.
Solusi CNG dan LNG
Salah satu solusi yang ditawarkan oleh CGAS adalah menggunakan CNG dan LNG. CNG adalah gas alam yang dikompresi hingga tekanan tinggi sehingga menjadi padat dan mudah diangkut. LNG adalah gas alam yang didinginkan hingga suhu rendah sehingga menjadi cair dan mudah disimpan. CNG dan LNG dapat diangkut menggunakan truk tangki, kapal, atau kereta api ke daerah-daerah yang belum terjangkau oleh pipa gas.
CGAS adalah perusahaan yang berpengalaman dalam bisnis CNG sejak tahun 2005. CGAS menyediakan layanan perdagangan dan distribusi CNG ke berbagai segmen pasar, seperti industri, retail, transportasi, dan jasa konsultasi. CGAS memiliki jaringan distribusi yang terdiri dari Stasiun CNG dan Depo CNG yang tersebar di Jawa dan Sumatera.
Stasiun CNG adalah tempat dimana gas alam dikompresi menjadi CNG dan diisi ke dalam tabung atau gas transport module (GTM). Depo CNG adalah tempat dimana CNG disimpan dan didistribusikan ke pelanggan. Tiga lokasi Stasiun CNG milik CGAS adalah Cikarang, Waru-Sidoarjo, dan Palembang. CGAS juga memiliki empat Depo CNG yang beroperasi di Bandung, Kediri, Malang, dan Lampung.
CGAS juga sedang membangun Depo CNG di Klaten dan tiga Stasiun CNG baru di Grobogan-Purwodadi, Majalengka, dan Manyar-Gresik. CGAS berharap bisa mengoperasikan Stasiun CNG Manyar dan Stasiun CNG Grobogan pada kuartal pertama tahun 2024. Sedangkan Stasiun CNG Majalengka ditargetkan beroperasi pada kuartal III-2024.
Selain CNG, CGAS juga berencana untuk mengembangkan bisnis LNG. CGAS akan membangun Stasiun LNG di Galian Field Tambun Zone 7 Regional 2. Stasiun LNG adalah tempat dimana gas alam didinginkan menjadi LNG dan disimpan dalam tangki kriogenik. LNG dapat digunakan untuk keperluan industri, pembangkit listrik, atau transportasi.
CGAS akan menggunakan dana hasil IPO untuk membiayai pembangunan Stasiun LNG. CGAS berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp 179,62 miliar dari IPO yang dilakukan pada 8 Januari 2024. CGAS melepas 531,42 juta saham atau setara 30% dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga penawaran Rp 338 per saham.
CGAS menargetkan pembangunan Stasiun LNG bisa dimulai pada kuartal I-2024 dan akan commissioning pada tahun ini. CGAS juga sedang menunggu persetujuan alokasi gas dari pemerintah, yaitu SKK Migas dan Kementerian ESDM.
- Baca Juga : Bonus Saham Gratis MEDC untuk Empat Direksi
Target dan Prospek CGAS
Dengan strategi ekspansi yang agresif, CGAS optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangan pada tahun ini. CGAS menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20%-30% secara tahunan (YoY). Sedangkan untuk laba bersih, CGAS membidik kenaikan 4%-5% pada tahun 2024.
CGAS juga mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar untuk tahun ini. Fokus capex dialokasikan untuk menambah peralatan distribusi CNG seperti mesin, GTM, dan tabung CNG. Capex juga akan digunakan untuk biaya tahap awal pembangunan Stasiun LNG di Karawang.
CGAS melihat tiga katalis penting yang dapat mendongkrak kinerjanya. Ada dua faktor yang mendorong peningkatan permintaan energi, yaitu kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi energi dan menangani masalah emisi. Selain itu, pemerintah juga mengutamakan gas bumi dalam proses transisi ke energi terbarukan.
Teknologi bio CNG dapat dimanfaatkan dalam proses transisi tersebut, terutama untuk mengolah biogas dari limbah perkebunan kelapa sawit dan peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ketiga, infrastruktur gas yang belum menjangkau wilayah Jawa dan Sumatera.
“Hal tersebut menjadi peluang dan potensi CGAS untuk melakukan elaborasi dan pengembangan bisnis ke depannya,” ujar Ferina Tyas, Sekretaris Perusahaan CGAS.
Saham CGAS Melonjak di Bursa
Strategi CGAS dalam mengembangkan bisnis gas alam ternyata mendapat apresiasi positif dari pasar. Saham CGAS yang baru saja listing di BEI pada 8 Januari 2024 langsung melejit 24,85% di hari perdana. Saham CGAS terus nge-gas hingga menutup pekan ini.
Pada perdagangan Jum’at (19/1), saham CGAS meroket 22,37% ke posisi Rp 930 per saham. Level harga saham CGAS ini mencerminkan lonjakan setinggi 175,14% dibandingkan harga penawaran yang dibanderol sebesar Rp 338 per saham.
CGAS saat ini terdaftar di papan pengembangan dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,65 triliun. Merujuk RTI Business, PT Petro Asia Energy dan PT Dharma Mulia Jaya menjadi pengendali CGAS dengan porsi kepemilikan masing-masing 32,32% dan 21,44%.
Pemilik lainnya adalah PT Cipta Nyata Gemilang dengan porsi kepemilikan masing-masing 9,10% dan 7,14%. Sedangkan kepemilikan publik adalah 30%.
Kesimpulan
CGAS adalah perusahaan yang bergerak di bidang gas alam, khususnya CNG dan LNG. CGAS memiliki strategi ekspansi yang agresif untuk mengembangkan bisnisnya di pasar gas alam yang prospektif. CGAS juga mendapat dukungan dari pemerintah dan pasar dalam mengembangkan gas alam sebagai energi bersih dan terbarukan.
CGAS menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan pada tahun 2024. Saham CGAS juga menunjukkan kinerja yang luar biasa sejak listing di BEI. CGAS merupakan perusahaan yang layak untuk diikuti perkembangannya.